Selamat Datang! Anda adalah pengunjung ke - ようこそ! あなたは人目のお客様に:

2013-11-04

Selamat Datang, JR East Seri 205 Eks Lintas Saikyo! (Bagian Kedua)

Kembali lagi bersama saya, yang sepenuhnya menggantikan peran Charles-san dalam bagian pemberitaan terkini mengenai kereta api baik di dalam maupun di luar negeri...

Setelah saya berikan pandangan luar dari KRL eks Jepang yang bernama JR East seri 205, kini saya akan memberikan informasi seputar beberapa hal unik yang tidak ditemui di KRL-KRL lain yang sudah beroperasi sebelum kedatangan KRL jenis ini.

Pertama, kereta 6 pintu yang memuat lebih banyak penumpang berdiri dengan kapasitas kursi yang lebih sedikit dari kereta normal yang biasanya memiliki 4 pintu. Jenis kereta seperti ini tidak terlalu banyak dijumpai di Jepang lho, menurut penjelasan dari Charles-san sendiri hanya seri 205-0 di jalur Saikyo, 209-0 di jalur Keihin-Tohoku dan E231-0 di jalur Chuo Sobu yang seluruh rangkaiannya (205-0 dan E231-0 masih beroperasi sampai sekarang) memiliki model kereta seperti itu. Untuk operator di luar JR East, baru Tokyu 5000 produksi kedua di jalur Denentoshi yang menerapkan model 6 pintu yang demikian, itu pun berdasarkan dari model serupa yang ada di jenis E231-0.

Sekedar informasi tambahan, konsep 6 pintu atau lebih tepatnya 6 pasang pintu ini sebenarnya tidaklah benar-benar baru. Tokyo Metro sudah lebih dulu menerapkan sistem 5 pasang pintu untuk operasi KRL di jalur Hibiya, dan JR East mengembangkan konsep tersebut lebih lanjut dengan menambah 1 pasang pintu lagi.

Seperti ini bagian dalam kereta 6 pintu yang saya dapatkan gambarnya dari twitter @KRLEkonomi. Lebih banyak ruang bebas dan semua kursi yang ada di dalamnya bisa dilipat dengan satu sistem terkendali dari ruang masinis dengan kondisi seluruh penumpang diwajibkan berdiri dalam 1 kereta yang sama, menarik bukan?

Bagian dalam kereta 6 pintu

Kedua, tidak hanya itu saja, keamanan di dalam unit kereta dijamin karena sudah terpasang perangkat CCTV yang ditanam di bagian langit-langit, yang bisa diawasi dari dalam ruang masinis. Jadi, untuk melihat seperti apa keadaan bagian dalam kereta waktu sedang berjalan, masinis tidak perlu lagi meminta bantuan petugas keliling/kondektur untuk mengecek dari satu kereta ke kereta lain. Lebih efisien 'kan?

Sayangnya menurut kabar yang beredar, sistem CCTV ini ada kemungkinan untuk dilepas oleh pihak dipo/balai yasa bersama dengan fasilitas lain yang kurang dibutuhkan seperti pemanas ruangan dan lain sebagainya, karena rangkaian yang datang terlebih dahulu menjalani proses pengecekan dan pertimbangan fasilitas yang akan diberikan kepada penumpang.

Yang saya pelajari dari buku referensi penunjang yang diberikan oleh Charles-san, sistem CCTV internal rangkaian ini terutama bertujuan untuk mengurangi peluang tindak pelecehan seksual atau kekerasan fisik terhadap penumpang wanita selama perjalanan, di samping adanya fasilitas kereta khusus wanita di unit ujung atau unit kesepuluh.

Seperti inilah sistem CCTV-nya, masih dari sumber gambar yang sama dengan gambar isi bagian dalam kereta 6 pintu:

 Sistem CCTV terintegrasi

Demikianlah informasi yang bisa saya berikan saat ini. Semoga ilustrasi dan keseluruhan artikel ini bermanfaat untuk semua pembaca sekalian.

Pesan saya untuk para penumpang yang terhormat, jagalah selalu fasilitas sarana dan prasarana kereta api kita, jangan diganjal pintunya apalagi dirusak isinya. Kalau fasilitas yang ada menjadi tidak berfungsi dengan normal bukankah kita sendiri yang rugi juga?

Nantikan pembahasan berikutnya dari saya di kesempatan lainnya.

1 komentar: